Selasa, 18 Oktober 2011

Sistem Pakar (Pertemuan 3)

 
Sistem Berbasis Aturan (Forward Reasoning)


Rule based system dikatakan sebagai sistem yang digunakan sebagai cara untuk menyimpan dan memanipulasi pengetahuan untuk diwujudkan dalam suatu informasi yang dapat membantu dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Berbagai aplikasi dapat dihasilkan dari konsep ini misalnya aplikasi dalam bidang medis. Pada bidang medis salah satunya adalah aplikasi yang dapat membantu seorang dokter dalam mengidentifikasikan suatu permasalahan kesehatan berdasarkan gejala yang telah diketahui.
Sistem berbasis aturan (rule-based system) menggunakan Modus Ponens sebagai dasar untuk memanipulasi aturan, yaitu:
fakta A benar, dan operasi A B benar, maka fakta B adalah benar.
   Proses Reasoning dari sebuah sistem berbasis aturan adalah tahapan proses mulai dari sekumpulan fakta menuju solusi, jawaban dan kesimpulan. Terdapat dua macam cara yang dapat digunakan untuk menghasilkan suatu kesimpulan, yaitu:
- Forward Chaining (data driven): kesimpulan dihasilkan dari seperangkat data yang diketahui
- Backward Chaining (goal driven): memilih beberapa kesimpulan yang mungkin dan mencoba membuktikan kesimpulan tersebut dari bukti-bukti yang ada

   Dalam forward reasoning, proses inferensi dimulai dari seperangkat data yang ada menuju ke kesimpulan. Pada proses ini akan dilakukan pengecekan terhadap setiap rule untuk melihat apakah data yang sedang diobservasi tersebut memenuhi premis dari rule tersebut. Apabila memenuhi, maka rule akan dieksekusi untuk menghasilkan fakta baru yang mungkin akan digunakan oleh rule yang lain. Proses pengecekan rule ini disebut sebagai rule interpretation. Pada sistem berbasis pengetahuan, rule interpretation (interpretasi rule) dilakukan oleh inference engine. Fungsi masing-masing step untuk gambar di atas dijelaskan sebagai berikut:
-  Matching. Pada step ini, setiap rule yang ada pada basis pengetahuan dibandingkan dengan fakta-fakta yang diketahui untuk mencari rule mana yang memenuhi (istilah ’memenuhi’ berarti: situasi, premis, atau antecedent bernilai benar).
-   Conflict Resolution. Pada langkah pertama sangat mungkin dihasilkan suatu kondisi dimana beberapa rule dipenuhi. Conflict Resolution bertugas untuk mencari rule mana yang memiliki prioritas tertinggi yang berpotensi untuk dieksekusi.
-     Execution. Langkah terakhir dari proses forward reasoning adalah eksekusi (firing) dari rule. Proses ini menghasilkan dua kemungkinan, yaitu: fakta baru diturunkan dan ditambahkah fact base atau rule baru dihasilkan dan ditambahkan ke knowledge base

Lebih lanjut Dr. Peter melakukan identifikasi untuk setiap rule sebagai berikut:
1. Memiliki nomor rule
2. Memiliki parameter yang digunakan dalam premise (upstream element)
3. Memiliki parameter yang digunakan dalam kesimpulan(downstream element)
4. Memiliki seperangkat premise
5. Memiliki seperangkat kesimpulan

Dan identifikasi untuk setiap paramater:
1. Nama dari parameter tersebut
2. Seperangkat rule yang menurunkan nilai untuk parameter ini(disebut set-by)
3. Seperangkat rule yang menggunakan parameter ini untuk bagian premise (disebut premisefor)
4. Nilai dari parameter ini yang berasosiasi dengan confidence fator (CF)

Sumber :
http://blog.stikom.edu/anjik/2011/09/19/rule-based-system
http://blog.stikom.edu/lusiani/sistem-pakar/pertemuan-3-4/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar